Archives

Sistem Informasi Laboratorium

Kali ini, saya akan memaparkan sebuah ilmu dan informasi yang saya dapatkan selama empat hari terakhir mengikuti kegiatan pelatihan IT di kampus saya tercinta. Semoga dapat menambah wawasan.

Apa itu sistem informasi laboratorium?

            Sistem informasi laboratorium  yang dalam bahasa kerennya disebut laboratory information system atau LIS (baca el ai es) adalah perangkat lunak (software) yang menangani penerimaan, pemrosesan dan penyimpanan informasi oleh proses laboratorium medis. Informasi tersebut dapat berupa data identitas pasien, data pemeriksaan, data report, dsb.

             Sistem informasi laboratorium merupakan pengintegrasian seluruh kegiatan pada suatu laboratorium dengan menggunakan komputer dalam suatu lokal area network (LAN).

Mengapa diperlukan sistem informasi laboratorium?

  • Untuk kepentingan laboratorium itu sendiri
  • Alat-alat yang ada di laboratorium tidak memiliki satu sistem yang sama, sehingga cara operasinya berbeda
  • Data-data yang dihasilkan bermacam-macam dan sulit dipadukan
  • Tuntutan adanya patient safety
  • Kebutuhan akan adanya efisiensi kerja

Manfaat sistem informasi laboratorium

  1. Hasil pemeriksaan lebih cepat, tepat dan akurat
  2. Meminimalisir adanya human error
  3. Efisiensi reagen dan tenaga
  4. Meningkatkan utilitas laboratorium
  5. Meningkatkan kinerja laboratorium
  6. Kepuasan pelanggan meningkat

Kelemahan dan kelebihan sistem informasi laboratorium

  • Kelemahan : SDM harus terlatrih, biaya mahal, adanya virus
  • Kelebihan : memangkas proses konvensional, data akurat, mengurangi pengeluaran biaya, meningkatkan kualitas hasil, memudahkan penyimpanan.

Tipe laboratorium yang bisa memakai sistem informasi laboratorium

  1. Tipe Pratama
  2. Tipe Madya
  3. Tipe Utama

Komponen yang terkait dengan sistem informasi laboratorium

  1. Data
  2. Input
  3. Proses
  4. Output
  5. Tujuan
  6. Pemakai
  7. Model
  8. Teknologi
  9. Pengendali

Gambaran sistem informasi laboratorium

INPUT——–> PROSES——–> OUTPUT

Pelatihan IT Analis Kesehatan 2014

         Pelatihan IT dilaksanakan  tanggal 10-15 maret 2014. Pelatihan IT dimulai dari hari senin dengan diadakannya pretest. Mendadak sih, tapi lumayanlah soalnya. Lumayan menguras energi dan pikiran (hehehe :D). Hari berganti, kegiatan berikutnya yaitu pelatihan Ms. Office dari LPK BUDIMAN. Pelatihan tersebut menurut saya tak cocok bila disebut pelatihan, karena pada hari itu langsung diadakan ujian agar dapet sertifikat. Hasilnya: semoga memuaskanlah, kan malemnya udah belajar. hehe 😀
       Hari Rabu, materinya yaitu LIS yang disampaikan langsung oleh user dari RS panti wilasa citarum dan RS adiatma Tugurejo semarang.  Hari berikutnya, pelatihan IT dibagi menjadi 2 shift, shift 1 itu kelas A dan shift 2 kelas B. Shift 1 hari kamis-jumat, shift 2 hari jumat-sabtu. Karena saya dapat jatah shift 2 dan kebetulan pada hari sabtu saya berhalangan, maka saya ikut shift pertama . Saya harus berbaur dengan kelas lain, untungnya ada 2 teman sekelas saya yang kebetulan memiliki kepentingan yang sama dengan saya.
         Hari ini agendanya yaitu membuat blog menggunakan wordpress, dilanjut dengan praktik LIS menggunakan software yang di install di laptop masing-masing. Membuat blog itu ternyata gampang-gampang susah. Tapi menyenangkan juga ternyata. Walaupun pelatihan di hari ini terdapat beberapa kendala (dimulai dari adanya selingan kuliah tamu, ditinggal takziah pembimbing pelatihan, lampu mati, hujan deras, ruangan yang dingin, motor yang kebanjiran) tapi pelatihan ini telah banyak memberikan manfaat kepada saya tentunya. Walaupun rasanya capek, beraktivitas selama 11 jam non stop (lebay). Harus tetap semangat, karena pelatihan ini akan membantu saya kelak di kemudian hari. Terima kasih 🙂 pak Setya.
Semoga pelatihan ini berjalan lancar sampai hari terakhir, tidak ada banyak kendala, serta memberikan manfaat bagi mahasiswa analis kesehatan poltekkes kemenkes semarang.
Semangaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat :D………
 
                
 

PEMBUATAN SEDIAAN APUS DARAH TEPI

Laporan Praktikum Hematologi

Pembuatan Sediaan Apus Darah Tepi

       I.            BAHAN PEMERIKSAAN

Bahan pemeriksaan yang dipakai adalah darah vena.

II.            TUJUAN

  1. Untuk mengetahui dan mempelajari teknik pembuatan sediaan apusan darah tepi.
  2. Untuk mengetahui gambaran sel darah (eritrosit, leukosit, trombosit).

III.            PRINSIP

Darah diteteskan di objek glass, dipaparkan (spreading) kemudian di keringkan dengan bagian ekor di atas, dicat lalu dilihat di bawah mikroskop.

IV.            REAGEN/BAHAN

  1. Sampel darah vena.
  2. Na2EDTA.

V.            ALAT

  1. Objek glass.
  2. Deck glass.
  3. Pipet tetes.
  4. Mikroskop.

VI.            DASAR TEORI

Sediaan apus darah tepi merupakan slide untuk mikroskop yang pada salah satu sisinya dilapisi dengan lapisan tipis darah vena yang diwarnai dengan pewarnaan (wright/giemsa) dan diperiksa di bawah mikroskop. Sediaan apus yang baik adalah yang ketebalannya cukup dan bergradasi dari kepala (awal) sampai ke ekor (akhir). Zona morfologi sebaiknya paling dari kurang 5 cm. Ciri sediaan apus yang baik meliputi:

  • Sediaan tidak melebar sampai tepi kaca objek, panjang ½ – 2/3 panjang kaca.
  • Mempunyai bagian yang cukup tipis untuk diperiksa, pada bagian itu eritrosit tersebar merata berdekatan dan tidak saling menumpuk.
  • Pinggir sediaan rata, tidak berlubang dan tidak bergaris-garis.
  • Penyebaran leukosit yang baik tidak berkumpul pada pinggir atau ujung sedimen.

Kegunaan dari pemeriksaan apusan darh tepi yaitu untuk mengevaluasi morfologi dari sel darah tepi (trombosit, eritrosit, leukosit), memperkirakan jumlah leukosit dan trombosit, identifikasi parasit. Persyaratan pembuatan apusan darah yaitu objek glass harus bersih, kering, bebas lemak. Segera dibuat setelah darah yang diteteskan, karena jika tidak persebaran sel tidak merata. Leukosit akan terkumpul pada bagian tertentu, clumping trombosit. Teknik yang digunakan menggunakan teknik dorong (push slide) yang pertama kali diperkenalkan oleh maxwell wintrobe dan menjadi standar untuk apus darah tepi.

  1. PROSEDUR
    1. Menyiapkan semua alat dan bahan.
    2. Mengambil tetesan darah dengan pipet dan meneteskannya pada objek glass.
    3. Meletakkan deck glass di depan tetesan darah dengan sudut 35˚-45˚.
    4. Menarik deck glass ke belakang sampai menempel dengan darah, kemudian menariknya ke depan.
    5. Mengeringkan selama 10 menit dengan ekor di bagian atas.
    6. Memberi nama/label.
    7. Melihat di mikroskopunduhan
  1. HASIL PENGAMATAN

Morfologi apusan:

  1. Kepala : tebal
  2. Badan  : lebih tipis dari bagian kepala
  3. Kaki    : tipis

Zona:

unduhan (1)

I.          : Masih terdapat tumpukan eritrosit, tebal, berdesakan, tidak beraturan.

II.          : Lebih tipis,  eritrosit masih bertumpuk, tidak rata.

III.          : Tebal, eritrosit bergerombol, roulex.

IV.          : Sama seperti zona II, tipis.

V.          : Sel darah tidak tertumpuk, penyebaran satu-satu, rata, bentuk utuh.

VI.          : Sangat tipis, lebih longgar dan jarang.

IX.            PEMBAHASAN

Sediaan apus darah tepi dapat digunakan untuk berbagai macam pemeriksaan, misalnya untuk mengevaluasi morfologi sel darah, memperkirakan jumlah sel darah dan juga pemeriksaan identifikasi parasit. Untuk membuat sediaan hapus darah tepi dibutuhkan teknik dan kemampuan. Karena kita harus hati-hati dalam membuatnya. Pada praktikum kali ini, tidak dilakukan pengecatan. Pembacaan yang baik adalah pembacaan pada zona ke V. Karena pada zona tersebut eritrosit terletak satu-satu, tidak bertumpuk-tumpuk. Pembacaan dimulai dari perbesaran10x, dilanjutkan dengan perbesaran 40x. Hasilnya pada zona ke V ditemukan eritrosit yang tersebar merata (satu-satu), tidak bertumpuk-tumpuk dan bentuknya utuh. Terdapat juga leukosit dengan ukuran yang lebih besar dari eritrosit. Dalam praktikum ini, kesalahan sering terjadi pada pembuatan apusan darah. Diantaranya adalah darah yang diteteskan terlalu banyak, saat melakukan spreading ragu-ragu sehingga terbentuk sediaan yang bergaris-garis, kurang bersih saat membersihkan objek glass (lemaknya masih ada) sehingga terdapat lubang-lubang dan ekor seperti bendera robek. Hal ini disebabkan oleh kurangnya latihan dan teknik yang dimiliki oleh praktikan.

X.            KESIMPULAN

Didapatkan sediaan apus darah tepi yang baik.

Pada zona ke V terlihat eritrosit yang tersebar satu-satu, leukosit dan trombosit.